Manusia yang
hidup pada zaman para Nabi yang terdahulu memiliki usia yang sangat panjang.
Jauh lebih panjang dari usia rata-rata manusia pada zaman ini. Usia mereka bisa
mencapai ratusan, bahkan ribuan tahun. Sedangkan usia Nabi Muhammad dan
generasi yang sezaman ataupun setelahnya hanya berkisar antara 60 tahunan.
Bahkan pada zaman ini orang yang masih hidup pada usia diatas 80 tahun sudah
dianggap sebagai “manusia langka”.
Se
cara logika,
ketika seorang bertambah panjang usianya maka ia memiliki kesempatan untuk
beribadah lebih lama. Artinya, semakin panjang usia manusia semakin banyak pula
peluang untuk menuai pahala. Orang yang berusia 1000 tahun memiliki peluang
jauh lebih besar untuk “mengumpulkan” pahala di bandingkan dengan orang yang
berusia 60 tahun. Itu jika kita menggunakan kerangka berfikir matematis.
Namun Alloh yang
maha Adil memberikan sebuah keistimewaan untuk umat Nabi Muhammad yang usianya
tidak sepanjang umat-umat pada zaman dahulu. Yaitu dengan menurunkan lailatul
qodar (malam kemuliaan) pada satu malam di bulan Ramadhan. Dalam Al-qur`an di
sebutkan bahwa malam lailatul qodar lebih baik dari pada 1000 bulan. Artinya,
nilai pahala setiap ibadah kita pada malam itu di hitung 1000 kali lipat dari
pada hari-hari biasanya.
1000 bulan
berarti 83 tahun. Jika seumur hidup kita bisa mendapatkan 10 kali malam
lailatul qodar, itu artinya kita sudah mengumpulkan pahala setara dengan 830
tahun! Sama dengan rata-rata usia orang zaman dahulu. Inilah karunia Alloh yang
di khususkan untuk umat Nabi Muhammad.
Lalu kapan malam lailatul qodar itu datang? Yang
jelas malam lailatul qodar ada pada bulan romadhon. Tidak ada riwayat yang
sohih dan sorih menyebutkan hari dan tanggalnya secara pasti. Yang pasti adalah
ia berada pada bulan Ramadhan. Sebagian ulama berpendapat secara lebih khusus
bahwa ia ada pada 10 hari terakhir. Itulah mengapa pada 10 hari terakhir bulan
ramadhan sering di adakan i`tikaf di masjid-masjid. Hikmah dari tidak
disebutkannya secara jelas kapan lailatul qodar itu adalah supaya kita tetap
menjaga kualitas ibadah kita kapanpun dan dimanapun. Semoga kita dapat menuai
malam 1000 bulan dan meraih predikat taqwa setelah melalui bulan Ramadhan.
AMin. Wallohu A`lam bis shawab. ( Ary)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar