Smk PGRI 2 jembrana
sangat alergi terhadap media khususnya media cetak (Koran). Saat di temui beberapa
media yang ingin kordinasi,malah kepala
sekolah yang saat itu berada di area sekolah tidak mau menemui beberapa
wartawan,menurut keterangan dari salah satu staf guru yang menjabat sebagai
kaur pendidikan ia’
’ mengatakan kepada sejumlah wartawan bahwa tidak ada
gunanya bermitra dengan media ’’ ungkap guru yang menjabat sebagai kaur pendidikan
di sekolahan SMK PGRI 2 jembrana bali.kepada Koran ini saat di temui di ruang
tunggu sekolahan.
Ungkap staff
guru para wartawan di suruh menunggu kepala sekolah yang sedang berpatroli di
kawasan sekolah smk pgri 2,selang waktu 30menit lebih wartawan di suruh
menunggu kepala sekolah yang tidak ada kabarnya atau mau di konfirmasi,
Sepertinya media
di sekolahan smk pgri 2 sangat tidak di butuhkan malah kepala sekolah terkesan
tidak mau menemui media yang ingin berkordinasi .
Bahkan salah
satu wartawan yang saat itu ikut menemui kepala sekolah sudah menghubungi lewat
ponsel malah tidak di terima ,bahkan sudah di layangkan SMS( short message
service ) kepada kepala sekolah tersebut tetapi kepala sekolah juga belum
merespon konfirmasi dari salah satu wartawan yang menghubunginya via ponsel.
Sambil menunggu
kepala sekolah, Koran ini berkordinasi tentang pungutan dalam bentuk uang
gedung dan spp siswa –siswi SMK PGRI 2 ,akhirnya guru smk tersebut menjelaskan
kalau di sekolahan uang gedung di pungut sebesar 1,5jta rupiah.
Menurut keterangan dari nara sumber yang di
temui Koran ini menjelaskan ‘’ SMK PGRI 2 banyak yang keluar di waktu jam
pelajaran ‘’ namun sampai saat ini masih belum ada tindakan dari pihak sekolah
untuk mengatasi siswa –siswi yang keluar di waktu jam mata pelajaran
berlangsung. (Yp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar