Surabaya - Potensi pengembangan tebu di
Bangkalan dan Sampang, Madura kini terus jadi prioritas Pemprov Jatim. Bahkan,
dari informasi yang diperoleh Dinas Perkebunan Jatim, tebu yang dihasilkan
salah seorang petani di wilayah Sampang Utara mampu mencapai rendemen 9,85
persen di PG Toelangan Sidoarjo. Kini, Pemprov Jatim kembali membidik perluasan
areal lahan tebu di Madura yang masih cukup potensial untuk dikembangkan. Saat
ini, luas tebu yang di Madura masih sekitar 380 hektar dan akan terus diperluas hingga mencapai 1.300
hektar di th. 2013 mendatang melalui dana APBN seluas 500 hektar dan PKBL PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dan XI seluas 400 hektar.
Untuk perluasan tambahan, Kepala Dinas
Perkebunan Jatim, Ir. Moch.Samsul Arifin. MMA, telah mengajukan pada pemerintah pusat untuk
pengembangan 4.000 hektar. Dan pengajuan
4.000 hektar perluasan tebu di Madura telah masuk di Bappenas (Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional),” katanya.
Jika pelruasan areal 4.000 hektar itu
disetujui dan direalisasikan, kata Samsul, maka besar pula kemungkinan untuk
bisa didirikan PG di Madura sekelas PG Olean dengan kapasitas 5.000 TCD ( ton
per hari ). Jika perluasan itu dapat
dimaksimalkan di th. 2013 maka pasca panen 2014 sudah dapat mencukupi kebutuhan pasokan tebu untuk didirikan PG baru, “ ujarnya. Bahkan, PT Perkebunan Nusantara X juga telah
sepakat dan mulai merencanakan pembangunan PG di Bangkalan. Namun, itu bisa
dilakukan jika areal tanam tebu bisa mencapai minimal 4.000 hektar.
Selain melakukan perluasan areal tanam,
Pemprov Jatim mengharap agar Sampang dan Bangkalan mau menanam tebu, pihaknya juga terus
memberikan stimulus bantuan subsidi untuk ongkos tebang tebu bagi lahan yang panen tebu
perdana atau untuk lahan perluasan baru saja.
Adapun bantuan subsidi ongkos tebang itu
diberikan untuk menebang per 1 kuintal tebu dapat subsidi Rp1.000. Jadi dengan
produktivitas tebu mencapai 60 ton/per hektar maka subsidi yang diberikan per
hektarnya Rp 600 ribu.
Namun, untuk lebih meningkatkan gairah
petani tebu, pihaknya menganggarkan Rp1 juta untuk tiap hektarnya. “Jadi
subsidi yang mungkin diberikan yakni ongkos tebang, tinggal ukur berapa luas areal tebunya, lalu
dana subsidi bisa diberikan,” ujarnya.
Kata Samsul, produktivitas tebu Madura yang saat ini hanya
60 ton/hektar masih kurang.
“Produktivitas 60 ton/hektar itu tak terlalu besar, karena bobot tebu Madura
rendah menyesuaikan kondisi agroklimat lahan Madura,” tuturnya. Namun, dengan luas yang kini mencapai 400 hektar dan
hasil rendemen yang cukup tinggi, masih sangat memungkinkan dilakukan
pengembangan lagi dengan varietas yang mungkin bisa lebih baik. * yit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar