Surabaya -
Target Investigasi
Tahun 2012 ini, Jatim mengalami surplus populasi sapi
dengan taksiran sebesar 1 juta ekor dengan stok jenis sapi siap potong sebanyak
750.000 ekor. Dari jumlah itu jumlah sapi potong yang didistribusikan khusus di
Jatim sebanyak 550.000 ekor dengan kebutuhan untuk konsumsi hanya berkisar
1.000-1.200 ekor per hari adapun kuota sapi yang didistribusikan di luar pasar
Jatim seperti Jakarta sebesar 158.000 ekor. Dari total distribusi dan kebutuhan
konsumsi tersebut, hingga akhir tahun mendatang, diperkirakan stok sapi potong
Jatim bisa mencapai 68.000 ekor.
Kepala Dinas Peternakan Jatim, Ir Maskur mengatakan,
dalam hal swasembada daging sapi, Pemprov Jatim melakukan yang terbaik.
“Sebagai produsen populasi sapi terbesar nasional mencapai 4,8 juta ekor atau
berkontribusi 32% dari total produksi sapi nasional, bukti Jatim all-out
mewujudkan program swasembada daging sapi berkelanjutan,” katanya, Ia
mengatakan, sejak awal 2012 hingga pekan keempat November ini, kuota untuk
pasar di luar Jatim sudah tersalurkan sebesar 129.000 ekor sapi. Karena itu,
Maskur menambahkan, masih ada sisa kuota sapi lebih dari 30.000 ekor untuk
pasar luar Jatim yang belum terserap. “Terangnya. Kata Maskur, tidak ada
alasan bagi penjagal dan pedagang daging yang meminta pemprov melarang sapi ke
luar Jatim. Dalam percaturan perdagangan dalam negeri antar daerah, apabila
suatu daerah dinilai surplus maka akan memasok daerah yang minus. Menurut
Maskur, dinamika harga daging sapi yang menjadi keberatan para pejagal dan
pedagang pasar di Jatim semestinya dijawab dengan melakukan negosiasi harga di
tingkat bandar atau peternak. “ Ujarnya.
Maskur menambahkan, komitmen pemerintah dalam
mewujudkan program swasembada sapi berkelanjutan yang menginginkan kuota impor
hanya 10% dari kebutuhan itu telah menggairahkan usaha tani di tingkat
peternak. Harga bobot sapi hidup saat
ini berkisar Rp 32.000 per kg sampai Rp 34.000 per kg untuk kelas super. Namun
pada sekitar 3-4 bulan lalu, harga sapi hidup dari peternak dihargai Rp 26.000
per kg. Insentif harga itu kita harapkan
akan terus memacu para peternak yang mayoritas skala kecil untuk terus
memperbaiki usaha agrobisnis ternaknya," tegasnya.
Menanggapi gejolak krisis daging sapi saat ini,
Ketua Pokja Dewan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Nuvil Hanani memprediksikan hal
tersebut tak berlangsung lama. Hal ini mengingat daging merupakan asupan
protein yang berkaitan dengan gizi. “Upaya pemerintah dengan menyetop
atau mengurangi impor daging memang bertujuan positif untuk mengangkat gairah
peternak lokal. Namun secara umum ternyata peternak belum siap karena masih
dalam taraf penyesuaian dengan kebijakan tersebut,” kata Nuvil. Namun
begitu, pihaknya optimistis jika gejolak krisis daging sapi tersebut bisa
segera teratasi. Kendati impor daging maupun sapi potong bukan merupakan solusi
terakhir. “Masih ada solusi lain yakni pemerintah harus memberikan insentif
atau subsidi kepada peternak,” ujarnya “ yit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar